Gerak Cepat, TNI-Polri dan Masyarakat Gotong Royong Bersihkan Tanah Longsor
Boyolali – Akibat hujan deras di Dukuh Taring, Desa Wonodoyo, Cepogo, Boyolali, tebing setinggi 10 meter dan panjang 30 meter longsor mengakibatkan Dukuh tersebut terisolasi akibat akses jalan tertutup longsoran dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana, Senin (15/11/2021).
Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond langsung mengirim personel bersama Kodim Boyolali membantu masyarakat untuk gotong royong membersihkan longsoran tanah yang menutup akses jalan yang mengakibatkan Dukuh Taring terisolasi.
Tidak hanya gotong royong, Polres Boyolali juga membantu warga terdampak dengan pemeriksaan kesehatan gratis dan pembagian sembako dan healthy kit. Ada 100 paket sembako dibagikan pagi itu.
Kasat Lantas Polres Boyolali, AKP Yuli Anggraeni, mewakili Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Operasi Zebra Candi yang berlangsung dari tanggal 15- 28 November 2021.
Yuli berharap bantuan itu bisa meringankan beban warga di sekitar kawasan longsor. Selain sembako, Polres Boyolali juga membagikan masker kepada warga.
“Prokes harus tetap ditaati, di antaranya senantiasa memakai masker setiap keluar rumah,” kata Yuli.
Informasi sebelumnya
Longsor dengan skala kecil di desa tertinggi di Kecamatan Cepogo merupakan hal biasa terlebih saat musim hujan. Namun, longsor terjadi Senin kemarin merupakan longsor yang cukup besar. Ada sekitar 50-an personel gabungan termasuk warga setempat bekerja bakti membersihkan jalan dari longsoran yang menyelimutinya, Selasa (16/11/2021).
“Sejak [Senin] pagi sudah hujan deras di sini. Kemudian, sekitar pukul 14.00 terjadi longsor,” kata Kepala Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Tarto, Selasa (16/11/2021).
Longsor itu membuat akses mobilitas Dukuh Taring terisolasi. Secara geografis, dukuh ini terletak terpisah dengan dukuh-dukuh di sekitarnya.
Untuk mengakses dukuh ini membutuhkan perjalanan melintasi jurang yang dalam. Untungnya, akses kini dipermudah dengan jalan yang sudah dicor. Dukuh Taring dihuni oleh sekitar 113 keluarga atau setara 300-an jiwa.
Kerja bakti membersihkan longsoran sudah dimulai sejak Senin sore. Namun, akses yang dibuka hanya cukup untuk melintas sepeda motor. Pada Selasa siang, akses ke Dukuh Taring sudah kembali dibuka sehingga bisa dilintasi mobil.
Camat Cepogo, Waluyo Jati, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian saat melintas di kawasan tersebut. Sebab, intensitas hujan yang makin sering terjadi membuat risiko tanah longsor meninggi.
Guna mengantisipasi terulangnya tanah longsor ini, ia berencana membangun talut dan penanaman pohon di perbukitan. Pohon yang ditanam adalah yang memiliki kemampuan mengikat tanah sehingga menekan risiko terjadi tanah longsor.
“Kami akan berkomunikasi dengan BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah], Dinas Sosial, dan dinas terkait. Sebab, di sini setiap musim penghujan ada longsor. Hampir tiap tahun kejadian, meskipun kecil-kecil,” ujar Waluyo.