Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Polres Boyolali Peduli, Bagikan Sembako Kepada Warga Yang Terdampak Banjir


Boyolali – Memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dari awal bulan Nopember 2021, mengakibatkan disejumlah wilayah Boyolali mengalami banjir.


Salah satunya di pemukiman warga Desa Dibal dan Kismoyoso Kecamatan Ngemplak Boyolali tergenang air akibat hujan deras pada Kamis (18/11/2021) malam. Hingga Jumat (19/11/2021) pagi.

Terlihat warga pun sibuk membersihkan rumah dari lumpur yang tertinggal saat banjir. Sebagian warga juga menyiram jalan agar tidak licin karena lumpur.

Menanggapi hal itu, Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond melalui Kapolsek Ngemplak AKP Surjadi memberikan bantuan sembako kepada warga kurang mampu yang terdampak banjir. Jumat (19/11/2021). pagi.

”Bantuan sosial berupa sembako Ini merupakan bentuk kepedulian Polres Boyolali untuk meringankan warga masyarakat tidak mampu yang terdampak banjir,” ucapnya.

Tidak hanya bantuan sembako tetapi personel Polres Boyolali dan Kodim Boyolali juga membantu warga membersihkan sisa – sisa banjir di lokasi tersebut.

Informasi sebelumnya

Hujan deras di wilayah Boyolali mengakibatkan banjir di sejumlah tempat di Kecamatan Ngemplak, Kamis (18/11/2021) malam. Hingga Jumat (19/11/2021) pagi, sejumlah tempat masih tergenang air.
Genangan air terlihat di lapangan Desa Dibal, Dukuh Tegalan, Beran dan Grasak yang masuk Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak.

Menurut Sarinah (62) warga Dukuh Nggrasak, Desa Kismoyoso, banjir  terjadi pukul 19.00 WIB. Saat itu air dari Sungai Berandul yang mengalir di desa setempat meluap. Air dengan cepat menggenangi jalan. Bahkan, air juga masuk ke rumah warga.

“Air masuk ke rumah hingga ketinggian 30 cm. Waktu itu saya akan ke masjid untuk pengajian, namun tidak jadi karena banjir,” katanya.

Dia menjelaskan, banjir itu merupakan kali kedua menerjang dukuhnya. “Pada Rabu (17/11/2021) malam, juga sempat terjadi banjir. Namun tidak setinggi banjir kali ini sehingga air tak sampai masuk ke rumah. Lagi pula air dengan cepat surut.”

Sri Sumirah (51) warga Dukuh Tegalan bersyukur banjir tak sampai menimbulkan korban jiwa maupun luka. Namun demikian, hampir semalaman dia dan warga lain tidak tidur. Mereka was- was air masuk ke rumah.

“Mayoritas warga disini sudah membangun rumah lebih tinggi dari jalan. Ini menantisipasi terjadinya banjir yang terjadi hampir setiap tahun.”