Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Polres Boyolali Undang Elemen Masyarakat Dalam Seminar Zoom Meeting Polri 2024: Strategi Penanggulangan Terorisme, Radikalisme, dan Intoleransi

 

Boyolali – Pada hari Rabu, 31 Juli 2024, pukul 08.20 WIB, Polres Boyolali menggelar seminar prioritas Polri dalam rangka penanggulangan terorisme, radikalisme, dan intoleransi melalui zoom meeting. Acara yang berlangsung di aula Sarja Arya Racana Rembang ini dipimpin oleh Korbinmas Baharkam Polri dan dihadiri oleh berbagai elemen penting masyarakat.

Kasat Binmas Polres Boyolali AKP Maryanto, turut hadir bersama perwakilan kepala desa se-Kabupaten Boyolali, para Bhabinkamtibmas, Babinsa, tokoh agama (Toga), dan tokoh masyarakat (Tomas). Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman terorisme, radikalisme, dan intoleransi di tengah masyarakat.

Dalam sambutannya melalaui Zoom tersebut, Dirbintibmas Korbinmas Baharkam Polri menekankan bahaya laten dari terorisme, radikalisme, dan intoleransi yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). "Kamtibmas yang kondusif menjadi faktor penting untuk pembangunan sebuah negara. Para kepala desa, babinsa, dan bhabinkamtibmas sangat berperan dalam mencegah potensi terorisme, radikalisme, dan intoleransi di masyarakat. Masyarakat juga berperan penting dengan memberikan informasi kepada pihak berwenang," ujar Dirbintibmas.

Dir Pencegahan Densus 88 juga menyampaikan bahwa intoleransi merupakan bentuk pengingkaran terhadap kebinekaan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama. "Jika intoleransi berkembang menjadi radikalisme dan kemudian terorisme, kita memerlukan kerjasama yang kuat dari kepala desa, babinsa, bhabinkamtibmas, serta tokoh agama dan masyarakat untuk menanggulanginya. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas Kamtibmas," tambahnya.

Paparan dari tim cegah Densus menyoroti indeks potensi radikalisme pada tahun 2023 yang mencapai 11,7%, meningkat 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Tim menjelaskan tahapan menuju terorisme mulai dari persepsi ketidakadilan hingga tindakan kekerasan, serta indikator perilaku radikal dan intensitas bahayanya.

Strategi pencegahan yang disarankan meliputi deteksi dini, partisipasi aktif masyarakat, sinergitas antara lembaga, pendidikan inklusif, dan komitmen pemimpin serta tokoh masyarakat. "Perubahan nyata dalam praktik keagamaan dan rutinitas keseharian, menolak sistem demokrasi, dan mengkambinghitamkan konstitusi negara adalah beberapa tanda-tanda radikalisme yang harus diwaspadai," ungkap tim cegah Densus.

Setelah seminar selesai, Kasat Binmas Polres Boyolali, AKP Maryanto, menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran para peserta dalam kegiatan ini. "Kami sangat berterima kasih atas ilmu dan wawasan yang diberikan dalam seminar ini. Diharapkan, para kepala desa, babinsa, bhabinkamtibmas, dan seluruh elemen masyarakat dapat menyebarluaskan pengetahuan yang telah didapatkan untuk mencegah terjadinya aksi terorisme, radikalisme, dan intoleransi. Polres Boyolali akan terus berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah kami," ujar AKP Maryanto.

Seminar ini diakhiri dengan doa bersama dan harapan agar ilmu yang didapat dapat disebarluaskan kepada masyarakat, sehingga mampu menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan harmonis. Dengan adanya kegiatan ini, Polres Boyolali berharap dapat terus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme, radikalisme, dan intoleransi.